AKSI kekerasan atas nama suku agama
ras dan antargolongan (SARA) masih sering terjadi di negeri kita
tercinta ini. Sebagian kelompok masyarakat yang mengatasnamakan diri
mereka sebagai pembela suatu agama berkali-kali melakukan aksi
memberantas kemaksiatan massal. Terkadang, aksi ini diiringi dengan
tindakan anarkis, merusak, mensweeping, bahkan menganiaya, membuat
masyarakat resah. Keresahan masyarakat ini bukan tanpa alasan.
Di balik kebebasan dalam beragama dan memeluk keyakinan yang berlaku di negeri ini, masih ada kelompok yang memaksakan kehendak, untuk mengikuti atau meninggalkan hal yang dilarang oleh agama mereka yang tidak jarang diiringi dengan kekerasan. Masyarakat resah bukan karena mereka tidak mau mengikuti ajakan mereka, namun mereka resah karena tindakan kekerasan yang tidak jarang dilakukan oleh kelompok tersebut.